Kimia Kebahagiaan
Al-Ghazali:
Pembuka Tirai
Copy right from :Republika – Kam, 2 Feb
2012
REPUBLIKA.CO.ID,
Ketahuilah, bahwa manusia tidak diciptakan secara main-main atau sembarangan.
Ia diciptakan dengan sebaik-baiknya dan demi suatu tujuan agung.
Meskipun
bukan merupakan bagian Yang Kekal, ia hidup selamanya; meski jasadnya rapuh dan
membumi, ruhnya mulia dan bersifat ketuhanan. Ketika, dalam tempaan hidup
zuhud, ia tersucikan dari nafsu jasmaniah, ia mencapai tingkat tertinggi; dan
sebaliknya, dari menjadi budak nafsu angkara, ia memiliki sifat-sifat malaikat.
Dengan
mencapai tingkat ini, ia temukan surganya di dalam perenungan tentang Keindahan
Abadi, dan tak lagi pada kenikmatan-kenikmatan badani. Kimia ruhaniah yang
menghasilkan perubahan ini dalam dirinya, seperti kimia yang mengubah logam
rendah menjadi emas, tak bisa dengan mudah ditemukan. Untuk menjelaskan kimia
dan metode operasinya itulah maka penulis menyusun karya yang diberi judul
"Kimia Kebahagiaan" ini.
Khazanah-khazanah
Tuhan yang mengandung kimia ini, ada di pada hati para nabi. Siapa saja yang
mencarinya di tempat lain akan kecewa dan bangkrut di hari kemudian, yakni
ketika ia mendengar firman, "...Telah Kami angkat tirai itu darimu, dan
pandanganmu pada hari ini sangatlah tajam." (QS. Qaaf: 22).
Allah
telah mengutus ke dunia ini 124 nabi untuk mengajar manusia tentang resep kimia
ini, dan bagaimana cara mensucikan hati mereka dari sifat-sifat rendah melalui
tempaan zuhud.
Kimia
ini dapat secara ringkas diuraikan sebagai berpaling dari dunia untuk menghadap
kepada Allah. Bagiannya ada empat. Pertama, pengetahuan tentang diri. Kedua,
pengetahuan tentang Allah. Ketiga, pengetahuan tentang dunia ini sebagaimana
adanya. Keempat, pengetahuan tentang akhirat sebagaimana adanya.